Monday, August 14, 2006

MENGUPAS SYIAH

Semenjak kematian Imam mereka, Syi'ah mengalamiperkembangan dan perpecahan.
Dan semakin jauh perpecahan mereka, semakin banyakpula ajaran dan paham baru.
Dimana tidak jarang ajaran Syi'ah dalam satu periode bertentangan dengan ajaranmereka pada periode sebelumnya. Karena setiap Imam memberikan ajaran, dimana perkataan Imam bagi Syi'ah adalah hadits, sama dengan sabda RasulullahShallallahu 'Alaihi Wa Aalihi Wasallam. Bahkan adayang ber-anggapan bahwa perkataan Imam sama denganfirman Allah. Namun yang kita bicarakan dalam kapasitas ini adalahkelompok Syi'ah yang percaya kepada dua belas Imam(Syi'ah Imamiyah Al-Itsna 'Asyariyah) dan sekte inilah yang masuk dan berkembang di Indonesia.Namun kemungkinan orang-orang Syi'ah di sekitar anda akan mengingkari tulisan ini sambil berkata: "Syi'ah tidak seperti ini!" Tetapi tidak selayaknyalah merekamengingkari perkataan-perkataan ulama-ulama besar me-reka, Karena bahan bacaan yang kami gunakan dalampenyusunan risalah ini menggunakan kitab-kitab pokok Syi'ah yang ditulis oleh ulama-ulama besar Syi'ah sebagai referensi.

PEMBAHASAN

Abdullah bin Saba' adalah seorang pendeta Yahudi dariYaman yang pura-pura masuk Islam pada akhirkekhalifahan 'Utsman radiallahu 'anhu. Dialah orang yang pertama mengisukan bahwa yang berhakmenjadi khalifah setelah Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam adalah Ali Shallallahu 'AlaihiWasallam.Tetapi pada abad ke-14, dimunculkanlah isu bahwa Abdullah bin Saba' itu adalah manusia bayangan.Mungkin didorong oleh rasa tidak enak, karena timbul imajinasi bahwa ajaran Syi'ah itu berasal dari Yahudi.Tetapi itu merupakan fakta sejarah yang telah dibakukan,diakui oleh ulama-ulama Syi'ah pada jaman dahulu hingga sekarang.Sungguh keliru orang yang mengatakan bahwa tidak ada perbedaan antara Sunni dan Syi'ah, kecuali sebagaimanaperbedaan yang terjadi antara madzhab yang empat(Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali) dan masalah-masalah furu'iyah ijtihadiyyah!Ketahuilah bahwa Syi'ah adalah agama di luar Islam.
Perbedaan antara kita kaum Muslimin dengan Syi'ahsebagaimana berbedanya dua agama dari awal sampaiakhir yang tidak mungkin disatukan, kecuali salah satunya meninggalkan agamanya.Agar para pembaca mengetahui bashirah (yakni hujjahyang kuat dan terang naqliyyun dan aqliyyun) bahwa Syi'ah adalah dien/agama, maka di bawah ini kami tuliskan sebagian dari aqidah Syi'ah yang tidak seorang Muslim pun meyakini salah satunya melainkandia telah keluar dari Islam.

1. Mereka mengatakan bahwa Allah Ta'ala tidakmengetahui bagian tertentu sebelum terjadi. Dan merekasifatkan Allah Ta'ala dengan al-Bada' yakni AllahSubhanahu wa Ta'ala baru mengetahui sesuatu setelahterjadi.

2. Tahriful Qur'an (Perubahan Al-Qur'an). Yakni mereka mengi'tiqadkan telah terjadi perubahan besar-besarandi dalam Al-Qur'an. Ayat-ayat dan surat-suratnya telahdikurangi atau ditambah oleh para shahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam di bawah pimpinan tigakhalifah yang merampas hak ahlul bait, yaitu Abu Bakar, 'Umar dan 'Utsman radhiallahu 'anhum ajmain. Salah satu ayat yang dibuang menurut versi Syi'ah adalah ayat wilayah (kedudukan) yang terdiri dari tujuh ayat. Kami tuliskan ayat ketujuhnya : Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan Ali termasukorang-orang yang menjadi saksi.

3. Mereka juga mengatakan bahwa Al-Qur'an yang ada ditangan kaum Muslimin dari zaman shahabat sampai hariini tidak asli lagi. Kecuali Al-Qur'an mereka yang tiga kali lebih besar dari Kitabullah yang merekanamakan mushaf Fatimah yang akan dibawa oleh Imam Mahdi. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman(yang terjemahannya):

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dansesungguhnya Kami-lah yang benar-benarmemelihara/menjaganya." (Al-Hijr: 9).

(Al-Qur'an) yang tidak datang padanya kebathilan baik dari depan maupun belakangnya, yang diturunkan ALLAH Yang Maha Bijaksana (lagi) Maha Terpuji."(Fush-shilat : 42).

Alangkah besarnya dusta dan penghinaan mereka terhadapAl-Qur'an. Allah Subhanahu wa Ta'ala tegaskan bahwa Al-Qur'an di dalam pemeliharaan-Nya dan tidak akankemasukan satupun yang bathil dari segala jurusan.Akan tetapi mereka mengatakan bahwa Al-Qur'an telah diubaholeh tangan-tangan manusia, yaitu para shahabat.

4. Mengadakan penyembahan terhadap manusia. Merekabersikap berlebih-lebihan terhadap imam-imam mereka,sehingga mereka tinggikan sampai kepada derajatuluhiyyah (ketuhanan). Untuk itu, mereka telahberbohong atas nama shahabat besar ahlul jannah, Alibin Abi Thalib bersama istrinya (Fatimah puteri NabiShallallahu 'Alaihi Wa Aalihi Wasallam) dan kedua orang anaknya (Hasan dan Hushain) dan seluruh ahlul bait. Lihatlah kepada sebagian perkataan ulama mereka tentang Ali bin Abi Thalib yang kata mereka -secara dusta- telah mengatakan:

Demi Allah. Sesungguhnya Akulah yang bersama Ibrahim di dalam api, dan Akulah yang men-jadikan api itu dingin dan selamatlah Ibrahim. Dan Aku bersama Nuh didalam bahtera (kapal), dan Akulah yang menyelamatkannya dari teng-gelam. Dan Aku bersama Musa, lalu Aku ajarkan ia Taurat. Dan Akulah yang membuat Isa dapat berbicara di waktu masih bayi dan Akulah yangmengajarkannya Injil. Dan Aku bersama Yusuf di dalam sumur, lalu Aku selamatkan ia dari tipu daya saudara-saudaranya. Dan aku bersama Sulaiman di atas permadani (terbang),dan aku-lah yang menundukkan angin untuknya).(Dinukil dari kitab Syi'ah wa Tahrifu al-Qur'an oleh Syaikh Muhammad Malullah halaman 17, nukilan darikitab al-Anwaaru an-Nu'maaniyyah (I/31) salah satukitab terpenting Syi'ah).

Sekarang lihatlah apa yang dikatakan Khomeini,pemimpin besar agama Syi'ah di dalam kitabnyaal-Hukuumatu al-Islamiyyah (hal. 52):"Dan sesungguhnya yang terpenting dari madzhab kami,sesungguhya imam-imam kami mempunyai kedudukan (maqam)yang tidak bisa dicapai oleh seorang pun malaikat yang muqarrab/dekat dan tidak oleh seorangpun Nabi yang pernah diutus."

Maksudnya, imam-imam mereka itu jauh lebih tinggi daripara malaikat dan sekalian Nabi yang pernah diutus. Inilah salah satu penghinaan terbesar Khomeini kepadaseluruh Malaikat dan para Nabi semuanya (termasuk Jibril dan Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam,berpegang kepada keumuman lafadz yang diucapkanKhomeini). Sangat tidak pantas seorang pemuda Ahlus Sunnah mengidolakan orang seperti ini, bahkan sampai memajang posternya di dalam kamarnya.Mereka pun meriwayatkan secara dusta atas nama Ali:Dan akulah yang menghidupkan dan memati-kan. (Syi'ahwa Tahrifu al Qur'an, hal 17).Lihatlah! Bagaimana mereka samakan Ali dengan Namruddan Fir'aun yang mengaku sebagai tuhan yang menghidupkan dan mematikan.

5. Di antara I'tiqad Syi'ah yang terpenting danmenjadi salah satu asas agama mereka adalah aqidahraj'ah, yaitu keyakinan hidup kembali di dunia inisesudah mati, atau kebangkitan orang-orang yang telahmati di dunia.Peristiwanya terjadi ketika Imam Mahdi mereka bangkitdan bangun dari tidur panjangnya yang sampai sekarangtelah seribu tahun lebih (karena selama ini iabersembunyi di dalam gua). Kemudian dihidupkanlahkembali seluruh imam mereka dari yang pertama sampaiyang terakhir tanpa terkecuali Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wa Aalihi Wasallam dan putri beliau Fatimah. Kemudian dihidupkan kembali pula musuh-musuh Syi'ahyang terdepan yakni Abu Bakar, Umar dan Utsman danseluruh shahabat dan seterusnya. Mereka semua akandiadili, kemudian disiksa di depan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Aalihi Wasallam karena telahmendzalimi ahlul bait, merampas imamah dan seterusnya.(Lihat kitab mereka, Haqqul Yaqin, Hal. 347).

Aqidah Raj'ah ini terang-terangan telah mendustakanisi Al-Qur'an diantaranya firman ALLAH Subhanahu waTa'ala (yang terjemahannya):"Dan di hadapan mereka (orang-orang yang telah mati)ada alam kubur sampai hari mereka dibangkitkan (yaknihari kiamat)."Ayat yang mulia ini menegaskan bahwa orang yang telahmati akan hidup di alam barzakh (alam kubur) dan tidakakan hidup lagi di dunia sampai mereka dibangkitkannanti pada hari kiamat.

6. Pengkafiran kepada seluruh shahabat RasulullahShallallahu 'Alaihi Wa Aalihi Wasallam, kecualibeberapa orang seperti Ali, Fatimah, Hasan dan Hushain dan..Mereka merendahkan para shahabatdengan caci maki dan laknat dalam melawan firman AllahSubhanahu wa Ta'ala yang banyak memuji para shahabatdi antaranya keridhaan Allah kepada mereka radhiallau 'anhum ajmain.

7. Taqiyyah. Berkata Mufid dalam kitabnya Tashhiihal-I'tiqaad, menerangkan pengertian taqiyah dikalanganSyi'ah:"Taqiyah adalah menyembunyikan kebenaran dan menutupikeyakinannya, serta menyem-bunyikannya dari orang-orang yang berbeda dengan mereka dan tidakmenampakkannya kepada orang lain karena dikhawatirkanakan berbahaya terhadap aqidah dan dunianya."Ringkasnya, taqiyah adalah berdusta untuk menjaga rahasia.

Hakekat Syi'ah memang terka-dang sulitdiketahui para pengikutnya sendiri. Itu semua dikarenakan aqidah taqiyah dan kitman (sikap menjaga rahasia) yang ada pada mereka. Bahkan terkadang mereka berpenampilan seolah-olah mencintai Ahlus Sunnah, sehingga semua ini menjadikanorang-orang yang polos di kalangan Ahlus Sunnah tertipu dan terpedaya oleh mereka.Syi'ah mensyari'atkan dusta yang merupakan aqidah yangharus dipercayai dan bahkan masuk dalam rukun iman,sebagaimana disebut-kan dalam kitab mereka:"Kulani menukil dari Abdullah, ia berkata: Taq-walahatas agamamu dan berhijablah dengan "taqiyah", makasesungguhnya tidak sempurna iman seseorang apabilatidak berdusta (taqiyah). (Ushulul Kaafi hal. 483.

Al Kaafi merupakan salah satukitab pegangan pokok mereka dalam hal aqidah dan agamaSyi'ah Imamiah).Kulaini mengatakan dari Abdullah ia berkata: AdalahBapakku mengatakan: "Dan apakah yang dapat menenangkan pikiranku selain berdusta (taqiyah).

Sesungguhnya taqiyah adalah surga bagi orang yangberiman." (Ushul Al-Kaafi hal.484).Jagalah agama kalian dan lindungilah dengan taqiyah,sesungguhnya tidak beriman bagi siapa yang tidakbertaqiyah. (Al Kulani dalam Ushul Al-Kafi, I/218).

Rafidhah (Syi'ah) memandang wajibnya menggunakantaqiyah terhadap kaum Muslimin. Dengan taqiyah, seakanmereka menunjukkan iltizam-nya tehadap hukum Islam. Saling meno-long dengan dasar cinta dan kasih sayang dengan kaum Muslimin. Padahal kenyataannya merekaberlepas diri dari kaum Muslimin.Mere-ka menganggap bahwa Ahlus Sunnah lebih kafirdaripada orang-orang Yahudi, Majusi dan Musyrik.Mereka juga memandang bahwa mereka tidak mungkinbertemu dengan kaum Muslimin dalam masalah agama.Seperti yang dijelaskan oleh Ni'matullah al-Jazairi, ia berkata: "Sesungguhnya kita tidak bertemu dengan mereka atassatu ilah (sembahan), tidak pula atas satu nabi dan tidak pula atas satu imam. Yang demikian itu karenamereka mengatakan bahwasanya Tuhan mereka adalah yangmengutus Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam sebagainabinya dan mengangkat Abu Bakar sebagai khalifahnya. Sedangkan kami tidak mengatakan dengan Tuhan yangdemikian itu dan tidak pula dengan nabinya. Akantetapi yang kami katakan bahwa Tuhan yang mengangkatAbu Bakar bukanlah Tuhan kita, tidak pula nabitersebut adalah nabi kita."(Ash-Shirath al-Mustaqim Ila Mustahqi at-Taqdim,III/73).

Oleh karena itu mereka menyelisihi kaum Muslimin dalamsegala perkaranya.Menjadikan hal demikian sebagai prinsip mereka yangpaling penting, dan mereka membangun agamanya atasprinsip tersebut. Seperti yang diriwayatkan olehash-Shadiq dari Ali bin Absath, ia berkata: "Aku berkata kepada Radha 'Alaihissalaam : 'Aku memiliki masalah, tetapi aku tidak memperolehpemecahannya. Sedang di negeri tersebut tidakseseorang pun ulama kita (Syi'ah). Radha menjawab: 'Datanglah kepada ahli fiqh yang ada di negeri itu,lalu mintalah fatwa berkenaan dengan masalahmu. Tapi ambillah kebalikannya. Karena, kebenaran itu ada padakebalikan (pernyataan fatwa) tersebut." (Dikutip dari kitab mereka Al-Anwar An-Nu'maniyah II/278).Menurut Khomeini, imannya orang Syi'ah tidak sempurna kecuali bila ia telah berbeda dengan Ahlus Sunnah wal Jama'ah (Al-Hukumat al-Islamiyyah hal. 83).

Berkata Ash-Shadiq; "Ayahku berkata dalam suratnya:'Janganlah engkau bermakmum shalat kecuali pada duamacam orang. Pertama orang yang engkau percayai agamadan kewaraannya. Kedua, orang yang engkau khawatirkan pedang, kekerasan, dan kekejiannya terhadapagama-(mu). Shalatlah di belakangnya dengan carataqiyah dan berpura-pura." (Dikutip dari kitab mereka Man laa yahdhuruhual-Faqiih, I/265). Syaikh mereka Majlisi meriwayatkan dari Abi Abdillah,bahwasanya ia pernah berkata: ....... Maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallambersabda:"Diperintahkan supaya bertaqiyah....." (Kitab Syi'ah, Bihar al-Anwar,XXIV/47)

Inilah kepalsuan yang sangat besar terhadap kedudukanRasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan terhadapkeluarga-nya dan kerabatnya. Seandainya kita menerima bahwa ahlul bait takutterhadap para penguasa, maka siapakah yang ditakutioleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan kepada siapakah beliau pernah bertaqiyah? Padahal beliaulah yang tegak menentang kaum kafir Quraisy dan para pembesarnya. Beliau hadapi mereka, beliau selisihi agamanya serta beliau seru mereka untukberibadah kepada Allah semata. Jadi mengaitkan taqiyah kepadaNabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan keluarganyamerupakan dusta yang sangat besar.

di petik dari:
Syiah Bukan Islam.blogspot

No comments: